GROUP WhatsApp DJMTD 2016 tiba-tiba ribut menjelang waktu asar, Sabtu 15 Juni 2019. Dua diantara penghuni group bertemu di Kopi Batas Gowa.
Dua orang tersebut ialah Masturi dan Salmawati. Mereka mengajak kumpul setelah sekian lama tidak bertemu.
Ajakan mulai ramai direspon oleh teman-teman yang lain. Ada yang menjawab otw, ada yang masih sibuk rapat di organisasi mahasiswa dan kesibukan lainnya.
Selain di group DJMTD 2016, mereka berdua juga langsung chat personal ke WA saya. Dengan kalimat yang sama.
"Ke siniko kumpul-kumpulki," kata Salmawati.
Usai rapat di Redaksi LPM Profesi UNM, sekitar pukul 17.30 Wita, saya berangkat ke lokasi yang mereka kirimkan.
Lokasinya tidak jauh dari perempatan lampu merah antara Jalan Mallengkeri, Alauddin, Syekh Yusuf, dan Sultan Hasanuddin.
Pas tiba, sudah ada Siti Nurhaliza yang dengan santainya makan ubi goreng plus rica dan kecap.
Sebelum turun dari motor, Lisa tiba-tiba minta untuk diantar ke kosnya untuk membawakan temannya kunci. Kemudian setelah kembali, Rika Rukmana pun sudah ada. Tapi orangnya tidak kelihatan.
"Ke WC Ki," kata Masturi yang duduk bersama tim ENJ yang mejanya berdampingan dengan meja yang kami tempati.
Tidak lama kemudian, Rika dan Salmawati muncul.
"Wih ketemu lagi kite. Lamanya kita baru ngumpul lagi,"
"Tambah endut aje lu," ucapku kepada Rika yang akrab di sapa Oi'.
Mulailah kami kembali bercerita dan saling mengenang masa-masa waktu DJMTD dan magang di LPM Profesi UNM.
Namun naas, mereka semua tak ada yang bertahan di lembaga kuli tinta ini. Rika, keluar lebih dulu sewaktu masih magang.
Salmawati dan Siti Nurhaliza sempat didefinitifkan menjadi pengelola harian. Namun juga menyusul Oi' saat Musyawarah Kerja di Pucak, Kabupaten Maros.
Terakhir Masturi yang merupakan teman mendaftar dan satu jurusan sekaligus sekelas juga ikut keluar setelah menjadi pengelola inti. Padahal masa jabatannya tidak cukup lagi satu tahun.
Setelah mereka keluar dari Profesi, mereka sukses di luar meskipun hanya beberapa waktu saja belajar di Profesi.
Salma misalnya. Dengan bekal DJMTD dan magang beberapa bulan, ia sekarang bekerja di media cetak dan online di Papua.
Sepak terjangnya di media umum tidak diragukan lagi. Berbagai bencana alam di Nusantara telah ia rekam dan sebarkan.
Begitupun dengan berbagai peristiwa penting tidak lepas dari tangkapan lensa kameranya.
Begitupun dengan Masturi. Ia cukup lama di Profesi. Hampir tiga tahun. Kelihaiannya dalam hal teknologi membuat pekerjaan mencarinya di luar.
Selain aktif di blogger dan YouTubers, ia juga terdaftar sebagai penulis lepas di beberapa media umum. Juga sebagai webmaster Terasedukasi.com.
Masturi juga kini membuka usaha sendiri. Ia membuka jasa desain grafis, serta service laptop dan komputer sekaligus instal semua jenis windows.
Sekarang ia sibuk persiapan mengikuti Ekspedisi Nusantara Jaya yang merupakan program kementerian kemaritiman.
Beda halnya dengan Siti Nurhaliza. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu lebih mengarah ke akademisi.
Saat ini ia masih semester enam, tapi telah menyelesaikan proposal penelitiannya.
Berbagai media pun secara bergantian memberitakannya. Dulunya ia selalu mencari berita, sekarang berbalik arah. Siti Nurhaliza malah dikejar-kejar wartawan untuk diberitakan.
Yang terakhir ialah Rika Rukmana. Saya sendiri merasa kurang mampu menuliskan semua kelebihan gadis Takalar ini lantaran space tulisan yang sangat terbatas.
Ia aktif di UKM lain dan salah satu kelebihannya yang paling nampak ialah lemak yang berlebihan.
"Ini tandanya saya bahagiaji," jawabnya ketika di ledek gemuk.
Itulah kesuksesan mereka yang keluar. Setiap orang tidak memiliki kemampuan dan bakat yang sama. Dan tidak semua juga memiliki bakat sama dan mampu bertahan di tempat yang sama.(*)