Masih ingat dengan sumpah Iblis?
Iblis pernah bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan anak cucu nabi Adam AS. Iblis akan mendatangi mereka dari muka, belakang, kiri dan kanan.
Sudah seminggu ini berita tentang mahasiswa salah satu kampus Islam negeri di Makassar hangat di perbincangkan di jagad maya. Mulai dari kutukan, tidak percaya, hingga cibiran dari netizen bertebaran di berbagai linimasa dan kolom komentar.
Banyak diantara mereka yang mengenal dengan baik pelaku dan korban seakan tidak percaya dengan kejadian ini. Pasalnya mereka merupakan mahasiswa berprestasi dan memiliki citra yang baik di kampus.
Korban seorang muslimah yang memiliki banyak karya lukisan, dan puisi. Beberapa kali mendapat juara dalam event kemahasiswaan. Ia juga aktif di organisasi yang barbasis keislaman di kampus.
Begitupun dengan pelaku. Ia dikenal cukup baik dan cerdas. Dikenal dikalangan mahasiswa dan dosen. Apalagi jabatan pucuk pimpinan di sebuah organisasi pernah ia emban.
"Nggak nyangkaku. Lemas sekalika saat dihubungi kemarin bilang meninggalki. Padahal itu yang membunuh selama ini dikenal anak baik-baik," kata seorang teman yang memiliki hubungan baik dengan korban dan pelaku.
Namun, apa daya. Mahasiswa semsester tujuh itu telah terperangkap rayuan maut Iblis. Hanya berawal dari tatapan mata, lanjut pacaran hingga dikabarkan hamil empat bulan sebelum dibunuh.
Kejadian ini sontak mengingatkan dengan kejadian yang pernah terjadi di kampus negeri yang tepat berada di jantung Kota Makasaar. Pada Maret lalu, kejadian serupa dilakukan oleh seorang dosen yang telah melalui pendidikan tertinggi. Dengan jabatan doktor, dan dikenal cukup baik di kalangan dosen maupun mahasiswa, banyak yang tidak menyangka kejadian tersebut.
Ia juga membunuh rekan kerjanya dengan dugaan "selingkuh" dan korban juga dikabarkan telah hamil. Informasi lain menyebutkan bahwa korban terlalu banyak mencampuri urusan pribadi pelaku, sehingga dosen tersebut tega menghabisi nyawanya.
"Sangat disayangkan. Tapi begitulah rayuan Iblis yang tidak mengenal umur atau pendidikan. Mungkin professornya setan yang godaki ini dosen sampai dia tega membunuh," kata seorang dosen yang cukup dekat dengan pelaku.
Saya pun awalnya kaget ketika mendapat kabar tersebut. Seakan tidak percaya, tetapi itu fakta. Bagaimana tidak, hubungan dan komunikasi saya dengan dosen tersebut bisa dikatakan cukup baik.
Beberapa kesempatan saya mewawancarainya. Dan responnya sangat baik. Tidak jarang ia mengajak salat jika adzan berkumandang.
Hampir 100 persen orang yang saya temui baik itu mahasiswa, dosen hingga pejabat kampus tidak percaya dengan perilaku dosen tersebut.
Beberapa hal yang mirip dengan dua kejadian di dua kampus negeri di kota Makassar ini yakni.
Pelaku merupakan orang yang berpendidikan dan dikenal baik di kalangan sivitas kampus. Sang dosen yang bergelar doktor tersebut memiliki jabatan kepala UPT di kampus. Begitupun dengan yang mahasiswa pernah menjabat sebagai ketua himpunan.
Begitupun dengan jalan ceritanya. Korban dibunuh lalu ditinggalkan. Setelah korban ditemukan oleh polisi, pelaku pun datang ke TKP. Dan disitulah pelaku ketahuan.
Dalam kepribadian sehari-hari pun mereka dikenal baik. Tapi naas, semua kebaikan dan jabatan tiba-tiba sirna.
Kedua pelaku yang saya jelaskan di atas, sepertinya merasa tidak tega untuk membunuh. Tapi karena bujukan Iblis yang melampaui akal sehat dan imannya, sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan.
Banyak hal yang bisa dipetik dari kejadian di atas. Iblis selalu membuat kita senang dan menggoda kita di saat senang. Dan kadang juga menggoda di saat susah.
Intinya iblis lebih cerdik dan cerdas dengan berbagai pengalaman yang digelutinya. Namun dengan adanya akal dan iman yang kita miliki, akan menghindari kita dari godaan tersebut.
Hindarilah perbuatan yang bisa mempermudah iblis dalam menggoda kita. Perbanyak bersyukur dan mengingat Allah.
Semoga kita semua, termasuk yang membaca tulisan ini selalu berada dalam lindungan-Nya. Dan terhindar dari godaan Iblis. Itulah bahaya rayuan maut iblis.