Sesuatu yang benar juga harus disampaikan sesuai tempatnya pada waktu yang tepat.
BEBERAPA hari lalu, saya nongkrong di warung kopi. Bersama senior di kantor dan kawan lain yang juga senior. Intinya saya paling junior.
Di hadapan saya, senior saya menulis. Ia mengetik sambil membacanya. Sampai saya, dan kawan saya juga mendengarnya.
Ia mengetik, sambil membaca dengan pelan satu persatu kata yang diketiknya.
"Se-re-sa-han," kata senior membaca dengan pelan sambil mengetik.
Secara refleks saya langsung menanggapi. "Mungkin sarasehan kak," kataku.
Senior tersebut langsung menjawab dan membenarkan. "Oia sarasehan," kata senior saya.
Di warkop itu bukan hanya kami berdua. Tapi juga ada kawan-kawan lain. Juga mendengarnya.
"Wah terlalu junior kau ajari seniormu yang jauh di atasmu," kata kawan tadi yang malah lebih senior.
"Cocokmi yang kau bilang. Sudah benar itu. Cuman jangan ajari seniormu apalagi banyak orang," kawan tadi melanjutkan.
Nasihatnya singkat tapi seperti mengena. Sampai sekarang saya mengingatnya.
Meskipun menurut saya cara dia menegur juga di depan banyak orang juga kurang tepat.
Haha kawan tadi langsung bertanya pasal antara senior dan junior.
Tanpa berpikir pertanyaan itu saya jawab. Saya sangat hapal.
Bagaimana tidak, sejak masuk kuliah, mahasiswa baru, hampir tiap hari diceramahi senior di kampus dan disampaikan pertanyaan itu beserta jawabannya.
Pasal 1 senior tidak pernah salah dan pasal 2 kalau senior salah kembali ke pasal 1.
Sebuah jawaban yang sebenarnya tidak logis. Sebab siapa saja bisa melakukan kesalahan.
Bagi saya, siapa saja bisa salah. Termasuk senior. Pasal tersebut hanya membuat perbudakan terjadi terus menerus.
Dari kejadian tersebut, saya mendapat nasihat yang baik dari kawan yang juga senior.
Memang, kebenaran sekalipun harus disampaikan pada tempatnya. Jangankan senior, menegur kesalahan junior di depan umum saja kurang baik. Apalagi jika yang ditegur adalah senior. Meskipun itu kebenaran.
Saya kembali merefleksikan. Kesalahan itu akan baik jika disampaikan secara langsung dan pribadi. Jangan disampaikan di depan orang lain.
Sebab bisa membuatnya malu. Serta merasa harga dirinya turun. Apalagi yang menegur adalah junior.
Terkait pasal itu, saya ingin merubahnya. Pasal 1 senior dan junior pasti pernah dan akan melakukan kesalahan.
Pasal 2 kalau senior dan junior melakukan kesalahan, sampaikan kesalahannya secara personal, jangan di depan orang lain.
***
DEMIKIAN cerita tentang Menyampaikan Kebenaran Juga Sesuaikan Tempatnya. Terimakasih sudah membaca sampai selesai.
Salam,