BUKU ini terjemahan The Little Book of IKIGAI. Penulisnya yakni Ken Mogi. Seorang brain scientist, penulis, dan penyiar yang berbasis di Tokyo.
Kemudian diterjemahkan oleh Nuraini Mastura dan diterbitkan oleh penerbit Noura PT Mizan Publika pertama kali pada Juni 2018.
Isinya ada sepuluh BAB. Menjelaskan lima pilar ikigai. Bukunya tidak terlalu tebal. Hanya 149 halaman.
Hanya butuh waktu satu hingga dua jam membacanya untuk memahami makna ikigai yang dipaparkan secara rinci. Juga banyak cerita pengaplikasian ikigai di ceritakan. Sehingga lebih mudah dipahami.
Baiklah, saya akan sedikit merangkum materi dalam buku ini.
Lima pilar ikigai yakni: awali dengan hal yang kecil, bebaskan dirimu, keselarasan dan kesinambungan, kegembiraan dan hal-hal kecil, serta hadir di tempat dan waktu sekarang.
Ikigai adalah istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Kata itu secara harfiah meliputi iki (untuk hidup) dan gai (alasan).
Dalam bahasa Jepang, ikigai digunakan dalam berbagai konteks dan dapat diterapkan pada hal-hal kecil di keseharian selain target-target dan prestasi besar.
Orang Jepang selalu bangun sepagi mungkin karena dorongan ikigai. Ikigai memberikan motivasi menjalani hidup, bergairah dan memberi semangat menyambut dunia setiap hari.
Bagi orang Jepang, setiap peluang itu istimewa. Termasuk peluang di pagi hari. Sehingga mereka memperlakukan betul secara detail apa yang dikerjakan.
Kegembiraan mereka terwujud dengan melakukan hal-hal kecil mulai sejak bangun.
Ada sebuah konsep yang dipegang oleh masyarakat Jepang yakni Kodawari.
Kodawari adalah pendekatan ketika memberi perhatian besar terhadap detail-detail terkecil. Konsep tersebut bersifat pribadi dan merupakan manifestasi kebanggaan atas apa yang dilakukan.
Kodawari termasuk pilar pertama ikigai yakni mengawali pagi hari dengan hal yang kecil lalu mengeksekusi tiap langkah hingga sempurna.
Untuk mencapai kesempurnaan, pilar ikigai tak kalah penting dilakukan yakni menghadirkan diri pada tempat dan waktu sekarang.
Sebab, kita tidak memiliki gagasan yang pasti tentang masa lalu maupun masa depan. Sehingga yang bisa dilakukan serta kebahagiaan itu terletak pada waktu sekarang.
Budaya Jepang juga sangat menghargai dan menghormati karakteristik orang-orang di sekitarnya. Termasuk yang berhubungan dengan menjaga keselarasan dengan lingkungan.
Ini termasuk dalam salah satu pilar ikigai yakni keselarasan dan kesinambungan. Sehingga ini menjadi etos terpenting dan unik dari cara berpikir masyarakat Jepang.
Adapun manfaat memiliki ikigai adalah dapat menjadi kekuatan dan ketangguhan. Sebab menjadi tangguh dalam hidup itu penting.
Terutama mengingat betapa dunia ini semakin tidak dapat diprediksi, bahkan kacau.
Dalam buku ini, tidak ada formula mutlak bagi kebahagiaan. Setiap kondisi unik dalam hidup dan bisa menghadirkan fondasi bagi kebahagiaan dengan cara uniknya sendiri.
Singkat kata, untuk menjadi bahagia, kita harus menerima diri sendiri. Menerima diri sendiri adalah salah satu tugas terpenting meski sulit yang kita hadapi dalam hidup kita.
Rahasia terbesar ikigai adalah menerima diri sendiri. Apapun ciri-ciri unik yang kita meiliki sejak lahir.
***
DEMIKIAN ressensi buku tentang IKIGAI: Hidup Seimbang, Bahagia, Panjang Umur. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Semoga bermanfaat.
Salam,