Permainan Balon Sabun Anak-Anak

Permainan balon sabun salah satu permainan yang menyenangkan. Dari dulu hingga sekarang. Hanya wadah yang berbeda.
Dira dan Rayyan

SETIAP hari Selasa dan Sabtu, kakak saya selalu ke pasar. Anaknya, Ahmad Rayyan, juga selalu ikut.

Dalam seminggu, pasar di kampung hanya ada dua hari yakni Selasa dan Sabtu. Entah mengapa Minggu, Senin, Rabu hingga Jumat, pasar tutup.

Ketika ke pasar, banyak hal yang dibeli. Mulai, bahan makanan seperti sayur, ikan, buah, hingga cemilan. Tak ketinggalan mainan anak-anak untuk Rayyan.

Sabtu ini, selain membeli mobil mainan, Rayyan juga membeli mainan balon yang sudah jadi.

Permainan itu sudah siap pakai. Sudah terisi air campur sabun yang membuat bergelembung banyak. Rayyan beli 2. Satu untuk adiknya, Dira.

Rayyan masih berusia 4 tahun. Sementara Dira masih 2 tahun.

Mereka berdua sangat senang dengan mainan itu. Saya juga turut senang melihat mereka. 

Apalagi ibunya. Setidaknya, mereka sejenak melupakan gawai yang membuat candu dalam bermain game atau nonton YouTube.

Meski permainan itu masih tergolong konvensional, tapi sudah tampak mewah, setidaknya bagi saya bersaudara, atau generasi saya.

Saya kembali mengenang masa lalu. Masa kecil yang juga pernah dan senang bermain seperti itu: balon yang terbuat dari sabun menggelembung.

Saat kecil dulu, orangtua merantau ke Lindu, daerah terpencil di Sulawesi Tengah. Kami tinggal di hutan. Jauh dari Ibu Kecamatan. Apalagi Ibu Kota.

Di sana tidak ada pasar. Tapi sayur tumbuh subur di kebun. Banyak. Berbagai macam.

Ikan juga banyak. Ikan mujair. Beli 10 ribu saja sudah dapat satu baskom kecil. Danau dekat. Ikan banyak.

Permainan balon sabun juga saya senang lakukan waktu itu. Tapi tidak semewah seperti Rayyan beli di pasar.

Waktu itu, saya menggunakan daun cokelat atau daun kopi. Pinggir daun dibuang. Tersisa pelepah pada daun yang kecil.

Pada ujung daun dibuat melingkar dengan diameter sekitar satu cm atau cukup melingkar di telunjuk.

Kemudian diam-diam mengambil sabun cuci ibu. Menyimpannya dalam sebuah wadah. Lalu menuangkan air dan mengaduknya sampai bercampur merata.

Pelepah daun yang ujungnya berbentuk lingkaran itu, kemudian dicelupkan ke dalam air yang bercampur sabun.

Itu kemudian ditiup hingga membentuk gelembung sabun seperti balon. Tidak banyak. Kadang hanya satu atau dua kali. Tapi besar.

Selain menggunakan pelepah daun, kadang juga menggunakan tangan kosong. Tangan dicelup ke sabun. Kemudian membentuk seperti lingkaran. Lalu meniupnya.

Itulah salah satu permainan yang menyenangkan. Dari dulu hingga sekarang. Hanya wadah yang berbeda.(*)

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

إرسال تعليق

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.