Refleksi Penyakit Hati dan Penawarnya

Sudah hampir delapan bulan saya istirahat di rumah. Tidak bekerja. Benar-benar istirahat total dari tempat bekerja.

SUDAH hampir delapan bulan saya istirahat di rumah. Tidak bekerja. Benar-benar istirahat total dari tempat bekerja.

Di rumah, tidak banyak aktivitas saya lakukan. Hanya tidur, makan, sesekali baca buku, dan lebih banyak berselancar di media sosial. 

Buka WhatsApp, Instagram, Facebook, YouTube, atau baca berita. Haha cukup banyak membuang-buang waktu dan menguras kuota. 

Isi rekening sedikit demi sedikit juga ikut terkuras.

Terkadang stres begini-begini terus selama berbulan-bulan. Penyakit di badan pun menjalar ke jiwa. Mempengaruhi hati dan pikiran. Tidak jarang insomnia menyerang.

Sebenarnya saya menyadarinya kalau beberapa aktivitas di atas tidak berguna. Bahkan cenderung membuat waktu dan umur berlalu dengan sia-sia. 

Tapi dorongan untuk melakukan aktivitas unfaedah itu kadang begitu kuat. Tayangan-tayangan di media sosial begitu menarik. 

Jempol selalu saja membuka media sosial secara bergantian. Apalagi karena memang tidak ada kerjaan di rumah. Haha.

Beberapa waktu lalu, saat membuka YouTube, sebuah video tiba-tiba muncul di beranda. Judulnya: Penyakit Hati dan Penawarnya. Penceramahnya adalah Ustadz Adi Hidayat.

Jempol pun menyentuh. Saya membuka. Lalu menontonnya. Durasinya tidak lama. Hanya 46 menit 27 detik. 

Selama hampir satu jam menonton, saya terkesima dengan penjelasannya. Sangat menggugah hati yang rapuh. Ups...

Saya sampai menonton ulang hingga dua kali sebelum saya memutuskan untuk menulis catatan ini.

Sebenarnya saya terkesima menonton UAH menjelaskan begitu detail ayat-ayat Al Qur'an yang berkaitan dengan topik pembahasannya.

Begitu banyak ayat Al Qur'an dan Hadits disebutkan secara rinci. Mulai ayat, letaknya, nomor, makna, hingga penjelasan yang berkaitan dengan manusia dan penyakit hati. 

UAH benar-benar memahami isi Al Qur'an. Dan itu di luar kepala. UAH menjelaskan setiap ayat bak mengunyah air. 

Sangat lancar, tidak kepeleset, saya buka di Al Qur'an yang disebutkan, semuanya tepat dan benar.

Setiap nomor ayat yang disebutkan saya catat. Lalu membuka aplikasi Qur'an di android. Semua yang disebutkan berurutan dengan baik.

Saya mulai sedikit tahu tentang Al Qur'an. Kalau isinya, ayat tidak selalu berurutan dengan nomor surah. 

Ayat di surah bagian awal kaitannya kadang ada di pertengahan atau akhir. Dan proses kehidupan tercatat dalam Qur'an. Hanya saja ayatnya kadang tidak berurutan.

Ada puluhan ayat disebutkan secara acak yang maknanya berurutan. 

Mulai dari proses penciptaan manusia, apa itu setan yang selalu menyesatkan manusia, tentang qalbu, takwa dan nafsu, hingga penyakit hati dan penawarnya. Semua yang dijelaskan tentang bagian tersebut adalah ayat dalam Al-Qur'an.

Berikut saya meringkas beberapa penjelasan UAH. Karena ilmu itu akan lebih mudah diingat dan dipahami jika direfleksikan, dituliskan, lalu dibagikan. 

Selain bermanfaat bagi diri sendiri, juga bisa bermanfaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya.

Asal Usul Penciptaan Manusia 

UAH menjelaskan proses terbentuknya manusia mulai dari setetes mani (selama 40 hari). Kemudian menjadi segumpal darah (selama 40 hari). 

Kemudian menjadi segumpal daging (selama 40 hari). Setelah bentuk fisik sempurna, diutus kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh padanya dan terjadi dialog.

Allah mengambil kesaksian terhadap roh manusia, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" 

Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." 

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini," (QS. Al-A'raf 7: Ayat 172).

UAH mengatakan roh itu urusan Tuhan. Manusia hanya diberi pengetahuan sedikit. Setelah roh menyatu dengan fisik yang kemudian disebut nafs. 

Kemudian bercampur taqwa dan fujur (nafsu) dalam diri manusia. Keduanya menyatu dalam kalbu.

Penyakit Hati dan Penawarnya

Sifat taqwa dan fujur diciptakan berpasangan. Disebutkan dalam Al Qur'an sama banyak yakni masing-masing 115 ayat. 

Takwa adalah kumpulan segala sesuatu yang baik dan suci. Sifat inilah yang mendorong manusia untuk melakukan kebaikan. 

Sementara fujur adalah kebalikannya, sifat yang cenderung mendorong manusia untuk melakukan keburukan. 

Sifat fujur inilah yang dimanfaatkan oleh setan untuk terus menggoda manusia melakukan keburukan. 

Jika fujur ini menjadi dominan dan meningkat, takwa akan tertekan dalam kalbu. Sebaliknya, jika takwa yang dominan dan meningkat, fujurlah yang tertekan. 

Dua sifat inilah yang selalu bergejolak dalam hati manusia. Jika sifat takwa yang dominan, hidup terasa bahagia. 

Sementara jika fujur yang dominan, itulah yang membuat hidup terasa susah, hati tidak tenang. UAH menyebutkan itulah yang dinamakan penyakit hati.

Untuk mengobati sakit hati itu, perlu dipahami sumbernya dari mana. Dan lebih penting lagi adalah mengetahui pemilik hati itu yakni Allah.

UAH mengatakan untuk menghindari penyakit hati adalah dengan membangun kedekatan kepada Allah. 

Caranya adalah meningkatkan sifat takwa dan menekan sifat fujur dalam kalbu.

Untuk membangun hubungan dengan Allah adalah dengan cara shalat.

Apa tujuan shalat? kata UAH, untuk membentuk karakteristik taqwa. Begitu takwa meningkat, nafsu tertekan dan ditutup oleh Allah. 

Karena dengan mengerjakan salat, nafsu akan tertutupi.

Saya menyadari bahwa waktu sehat dulu, saya terlalu sibuk bekerja. Sifat fujur dalam hati saya begitu tinggi. Sehingga sifat takwa tertekan dan saya jarang mengingat-Nya.

Mungkin, melalui penyakit yang saya alami sekarang membuat saya lebih sadar akan sang pencipta. 

Selama sakit, saya juga merasa lebih sering mendengar suara adzan subuh dari biasanya. Juga lebih sering mengingat-Nya.

Ayat Quran dan Hadis

Berikut beberapa ayat disebutkan UAH. Saya mencatat, dan mencari di Aplikasi Qur'an Indonesia dan menyalin terjemahannya di bawah ini. 

Untuk penjelasan lebih jelas dan lengkap, silakan tonton videonya di bawah ini.


1. Proses Penciptaan Manusia

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk."

(QS. Al-Hijr 15: Ayat 28).

"Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 5).

Adapun penjelasan waktu awal proses penciptaan manusia dijabarkan dalam Hadits Arbain Nomor 4 yang artinya sebagai berikut.

"Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga". (HR. Bukhari: 2969).

2. Fisik diciptakan menjadi sempurna

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,"(QS. At-Tin 95: Ayat 4).

3. Terjadi dialog setelah roh menyatu

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini," (QS. Al-A'raf 7: Ayat 172).

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh, katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 85).

4. Setelah ruh masuk ke dalam fisik berubah nama menjadi nafs

"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams 91: Ayat 7-10).

5. Dua sisi bertolak belakang dalam jiwa

Pertama ada sifat kebaikan (takwa) seperti malaikat.

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

Juga menghadirkan sifat kemuliaan.

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13).

Kedua ada sifat fujur (nafsu) yang cenderung melakukan keburukan.

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf 12: Ayat 53)

6. Lalu setan masuk menggoda dengan memanfaatkan sifat fujur dalam jiwa manusia. Dari sifat inilah muncul penyakit hati.

"Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya)." Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 119).

"Lalu, setan memerdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 36).

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34).

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 50).

7. Kemudian dalam hati ada disebut penyakit

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 10).

8. Obat penyakit hati

Pertama dalam bentuk ibadah

"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2-5).

"Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS. Hud 11: Ayat 114).

"Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula sholat) subuh. Sungguh, sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 78).

"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 79).

"Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 80).

"Peliharalah semua shalat dan sholat wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 238).

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan," (QS. Al-'Alaq 96: Ayat 1)

"Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar 54: Ayat 17)

"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 205)

9. Jika semua itu telah dikerjakan, maka akan tercipta suasana seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 190)

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)

"Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk, dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 103)

10. Jika semua itu diamalkan, dampaknya akan terjadi perisai untuk menangkal penyakit hati.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28).

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

إرسال تعليق

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.