Ganti Oli Hanya Marketing ?

Apakah ganti oli hanya marketing agar produksinya tetap lancar? Jawabannya sama sekali tidak. Itu informasi keliru dan menyesatkan.

BEBERAPA waktu lalu, saya baca story seorang kawan yang menyatakan: ganti oli itu hanya marketing. Saya tersenyum membacanya. Bisa-bisanya kawan itu punya pikiran seperti itu. Atau mungkin dia bercanda. Hehe.

Istilah di atas bukan hanya sekali dua kali saya dengar. Tidak selalu dan juga tidak sering. Tapi pernah beberapa kali.

Apakah pernyataan itu serius dan bisa dibenarkan? Jawabannya tidak. Sama sekali tidak. Itu informasi (candaan) keliru dan bisa menyesatkan orang yang tidak mengetahuinya.

Sebelum menjelaskan panjang lebar mengapa kita harus rutin mengganti oli pada kendaraan, saya punya cerita singkat terkait masalah penggantian oli. Semoga cerita ini bermanfaat dan bisa jadi pelajaran.

Ganti oli mesin
Ganti oli mesin.

Belajar Dari Pengalaman Senior Saya

Dulu, kira-kira enam tahun lalu, saya punya senior cewek di UKM - unit kegiatan mahasiswa. Orangnya cantik (i-nya 5, kalau kata pak Dahlan Iskan menceritakan kecantikan seorang wanita: cantiiiiik). Kebetulan rimanya mirip nama instagramnya. Haha. Kebetulan saja.

Sekarang dia sudah menikah. Punya satu anak. Namanya tidak perlu saya sebutkan.

Senior saya itu punya sepeda motor. Tiap hari dipakai keliling di kampus. Kalau tidak kuliah, yah pergi cari isu untuk dijadikan bahan berita. Dia selalu sibuk mengurusi berbagai persoalan di kampus. 

Sayang, motornya malah tidak diurus dengan baik (waktu itu). Dia hanya selalu isi bensin. Sementara oli tidak pernah diganti. Lama sekali tidak diganti. Sampai-sampai mesinnya macet. Takancing. Tidak bisa distarter. Mati total.

Akhirnya dia bawa ke bengkel. Cek per cek, ternyata olinya habis. Benar-benar habis. (Kenapa ini bisa terjadi dan apa dampaknya, saya jelaskan setelah cerita ini habis).

Akibatnya, motor harus turun mesin. Ongkosnya lumayan mahal. Bukan lagi puluhan ribu atau ratusan ribu. Tapi jutaan. Berjuta-juta. Dompet sampai kosong gegara mengongkosi perbaikannya. Rekening ikut terkuras.

Turun mesin adalah kerusakan paling berat pada kendaraan. Karena salah satu inti pada mesin adalah piston. Sumber tenaga sebuah kendaraan bermula dari gerakan piston. Kalau piston tidak bisa bergerak, sudah pasti mesin tidak bisa hidup. Dan masalah motor senior saya, salah satunya adalah piston rusak.

Begitu parahnya yang dialami motor senior saya. Padahal masalah awalnya hanya karena tidak ganti oli yang harganya cuma Rp 50 ribuan. Itupun ganti oli tidak seperti bensin yang hampir tiap hari.

Kalau oli, dua bulan atau tiga bulan sekali baru diganti. Tergantung jarak tempuh kendaraan juga. Kalau motor tidak pernah tenang apalagi selalu dipakai perjalanan jauh, bisa saja sebulan atau seminggu oli diganti lagi.

Alasan senior saya itu tidak mengganti oli mungkin seperti pernyataan seorang kawan di awal tulisan ini, menganggap kalau ganti oli itu hanya marketing. Atau mungkin memang benar-benar tidak tahu kalau oli harus selalu diganti.

Sepertinya kalimat terakhir yang benar. Karena setelah kejadian itu, dia akhirnya sadar dan rutin ke bengkel ganti oli (motornya sudah diurus dengan baik). Dampaknya, mesin sepeda motor senior saya itu sudah awet. Langgeng bersama pasangannya. Ups.

Terkadang dalam hidup juga seperti itu. Masalah muncul untuk menyadarkan kita agar selalu memperbaiki diri. Karena kadang kita lupa diri. Terlena dengan kesenangan hidup yang hanya sementara.

Pada dasarnya masalah itu adalah pelajaran untuk hidup lebih baik. Tidak harus masalah itu dialami sendiri baru dapat pelajarannya. Kita bisa belajar dari masalah orang lain.

Empat Fungsi Oli

Selanjutnya mari kita bahas terkait pentingnya oli pada sepeda motor dan apa dampaknya jika tidak rutin menggantinya. 

Pada kendaraan, oli memiliki peran yang sangat vital. Ia seperti 'darah' bagi mesin. Jika oli tidak bersirkulasi, sudah dipastikan mesin akan rusak seperti yang dialami oleh senior saya.

Karena pada dasarnya, oli memiliki empat fungsi utama. Setidaknya empat fungsi ini yang diajarkan oleh guru saya di SMK dan dosen di kampus.

1. Pelumas

Fungsi pertama oli adalah sebagai pelumas. Oli melumasi setiap komponen yang bergerak di dalam mesin. Seperti poros engkol, piston, dinding silinder, hingga pada bagian mekanisme katup.

Oleh karena itu dibutuhkan oli untuk melumasi. Supaya tidak terjadi kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan. Jika tidak ada oli, komponen dalam mesin bergesekan langsung dan dapat mengakibatkan keausan. Kalau sampai aus, maka komponen itu rusak.

2. Pendingin

Di dalam mesin, terjadi proses pembakaran sehingga menyebabkan komponen mesin menjadi panas. Jika panasnya sampai berlebihan atau overheating, komponennya juga bisa rusak. Sehingga panas akibat pembakaran juga perlu diserap.

Oli di sini berfungsi mendinginkan komponen dengan cara menyerap panas. Tapi oli tidak bisa dijadikan sebagai pendingin utama. Sehingga diperlukan pendinginan lain seperti udara atau air radiator.

3. Perapat

Bagaimanapun rapatnya, jika antara dua komponen masih dapat bergesekan, itu menandakan masih ada celah. Seperti halnya pada piston dan dinding silinder. Meski pada piston dipasang tiga ring, tetap saja masih memiliki celah.

Nah, di sini oli juga berfungsi untuk mengisi celah tersebut atau disebut sebagai perapat. Dibutuhkan untuk merapatkan celah piston dan silinder. Dengan begitu bisa mencegah hilangnya tenaga mesin.

4. Pembersih

Meskipun terdapat oli pelumas, jika komponen terus bergesekan, lama-kelamaan juga akan mengalami keausan. Apalagi kalau memang oli sudah habis. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menghasilkan butiran logam kecil akibat gesekan.

Sehingga, selain tiga fungsi sebelumnya, oli juga berfungsi sebagai pembersih. Jika oli bersirkulasi dari bawah ke atas dan turun lagi, kotoran itu juga akan ikut dan tinggal di bak oli.

Ketika kita mengganti oli, kotoran itu juga akan ikut keluar dan terbuang. Oleh karena itu, saat penggantian oli, sebaiknya saringan oli juga dibersihkan. Karena kotoran bekas gesekan menumpuk di saringan oli. Bila perlu, kalau sudah terlalu kotor, sebaiknya saringan oli juga diganti. Itu lebih bagus.

Kerugian Akibat Tidak Mengganti Oli

Setelah memahami empat fungsi oli di atas, sudah bisa dibayangkan bagaimana kondisi mesin jika tidak ada oli. Mesin cepat aus karena tidak ada pelumasnya, panas berlebihan karena pendinginan kurang, terdapat celah atau kurang rapatnya pada dinding silinder dan cincin piston, terakhir kotoran akan menumpuk pada saluran oli.

Lalu mengapa oli bisa habis? sudah jelas karena oli menyerap panas dari ruang bakar. Sehingga dengan sendirinya berkurang sedikit demi sedikit.

Oleh karena itu disarankan jika jarak tempuh mencapai 3000-5000 kilometer atau setidaknya dalam waktu tiga bulan, oli sebaiknya diganti. Karena rentang waktu tersebut, kualitas dan kekentalan oli sudah menurun.

Jika kualitas sudah menurun dan oli semakin encer, maka akan lebih cepat habis karena temperatur di dalam mesin sangat panas. Bayangkan saja kalau sepeda motor lama digunakan, lalu disiram air ke knalpot, pasti langsung mendidih dan mengering.

Itu panasnya masih di luar, jauh dari ruang bakar. Di knalpot juga sudah mendapat bantuan pendinginan udara luar. Bisa dibayangkan bagaimana panasnya mesin di dalam silinder, tempat campuran bensin dan udara itu terbakar. Panasnya bisa mencapai 100 derajat bahkan lebih.

Panas inilah yang membuat oli berkurang sedikit demi sedikit sampai habis. Jangankan oli habis, ketika kualitas dan kekentalan oli saja berkurang, itu sudah mempengaruhi kerja mesin. Sudah bisa merusak komponen-komponenya.

Penutup

Sebagai penutup, sangat dianjurkan bagi siapa saja yang memiliki kendaraan, agar rutin mengganti oli mesin sepeda motornya. Selain oli mesin, pada motor matic juga ada yang namanya oli gardan atau gear roda belakang. Ini juga harus rutin diganti meskipun frekuensinya tidak sama dengan oli mesin.

Untuk sepeda motor, sebaiknya ganti oli mesin ketika mencapai jarak tempuh sekitar 3000 sampai 5000 kilometer atau dalam rentang waktu tiga bulan. Adapun untuk oli gardan, diganti pada penggantian oli mesin yang kedua. Dua kali ganti oli mesin, satu kali oli gardan.

Demikian tulisan singkat ini tentang pentingnya rutin mengganti oli. Dan sekali lagi perlu dicatat baik-baik kalau mengganti oli itu bukan marketing supaya produksi oli lancar. Sama sekali tidak. Mengganti oli itu adalah kebutuhan primer kendaraan agar usianya bisa panjang.

Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Semoga bermanfaat.(*)

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.