Dampak Positif dan Negatif Pasang Sakelar Lampu Pada Kendaraan

Lampu kendaraan yang menyala terus meskipun siang dianggap memperpendek usia lampu dan aki. Jadi pelanggan minta motornya dipasangkan sakelar.

BEBERAPA hari lalu saya membagikan video terkait motor Scoopy yang saya pasangkan sakelar on off pada lampu utamanya.

Setidaknya ada dua alasan dari pelanggan yang meminta dipasangkan sakelar lampu pada motornya.

Alasan pertama adalah lampu menyala terus sehingga dianggap memperpendek usia pemakaian lampu. Jadi minta dipasangkan sakelar agar lampunya bisa dimatikan pada siang hari.

Yah, itu masuk akal. Bagaimanapun, kalau lampu menyala terus pasti lebih cepat mati atau tidak berfungsi.

Alasan kedua, lampu yang menyala terus dianggap dapat memperpendek usia aki. Juga masuk akal, karena lampu mengambil arus listrik dari baterai secara terus menerus. Apalagi daya yang digunakan pada lampu utama juga cukup besar.

Kalau arus mengalir terus menerus dengan jumlah yang besar, pasokan listrik yang ditampung pada baterai pasti akan berkurang. Kalau berkurang, otomatis aki bisa soak.

Dari video yang saya bagikan itu, setidaknya ada dua tanggapan yang menurut saya juga penting untuk saya bagikan.

Pertama dari teman seperjuangan di kampus yang jauh lebih paham tentang otomotif dibanding saya. Selain sama-sama pernah belajar otomotif di kampus keguruan, dia juga sudah magister Teknik Mesin dari kampus terbaik di Indonesia Timur. Pokoknya, ilmu dan jam terbangnya sudah tinggi.

Teman saya itu berpendapat kalau membuat sakelar pada sepeda motor yang sudah dirancang lampunya menyala secara otomatis dari pabrikannya, akan berdampak pada baterai. Aki, kata dia, bisa cepat cembung.

Tanggapannya masuk akal. Karena pada saat mesin sepeda motor dihidupkan, sistem pengisian langsung berjalan. Aki juga otomatis terisi. Bahasa sederhananya aki sedang dicas kalau mesin hidup.

Produsen sepeda motor sudah merancang jumlah tegangan maksimal aki pada saat pengisian. Begitupun dengan arus yang dialirkan ke beban (komponen kelistrikan seperti lampu, klakson, dan sebagainya). Jadi ketika arus ke lampu diputus sementara oleh sakelar, bisa jadi tegangan pada aki akan berlebihan karena tidak tersalurkan. Kalau berlebihan (overcharging), itulah kadang yang membuatnya jadi cembung.

Mungkin itu alasan teman saya bilang kalau dibuatkan sakelar pada lampu utama, aki bisa cepat cembung atau bengkak.

Tanggapan kedua muncul dari redaktur ekonomi saya waktu jadi jurnalis dulu. Sekarang dia masih redaktur, hanya saya yang beralih profesi jadi pabbengkel.

Dia menjelaskan tentang aturan lalu lintas yang mewajibkan pengendara tetap menyalakan lampu utama kendaraan meskipun pada siang hari. Aturannya dia sebutkan lengkap dengan denda dan hukuman bagi yang melanggar.

Jadi Solusinya Bagaimana?

Source image: suzuki.co.id.
Source image: suzuki.co.id.

Solusi terbaik adalah yang standar. Itu kata mereka yang taat aturan.

Kalau standar tidak ada keraguan atau ketakutan saat berkendara. Kita tidak takut ditilang atau tertangkap ETLE. Kedua juga tidak khawatir aki cepat bengkak seperti kata teman saya di atas.

Cuman, masalah dari yang standar itu tetap ada. Masalahnya adalah lampu sepeda motor kita cepat mati. Kalau pakai sakelar dan dipakai hanya malam hari mungkin bisa bertahan 3 sampai 5 tahun. Tapi kalau siang malam lampu menyala, bisa jadi baru 2 tahun, lampu sudah minta ganti.

Tapi tenang, kata ahli otomotif, dari masalah itu masih ada solusi setengah matang. Katanya, untuk memperpanjang sedikit usia lampu, caranya adalah menyalakan lampu jarak jauh dan dekat secara bergantian. Sekitar satu atau dua jam berkendara, ganti lagi lampu jarak jauh. Kalau dirasa sudah cukup lama, ganti lagi nyalakan lampu jarak dekat.

Cara ini dilakukan agar usia pemakaian lampu jarak jauh dan dekat bisa sama. Kalau waktunya diganti, sama-sama diganti. Karena mereka adalah pasangan. Jadi jangan dipisahkan. Harus selalu bersama sehidup semati. Hahhayy.

Terkait masalah aturan lalu lintas yang mewajibkan menyalakan lampu, termasuk tilang ETLE, saya kira itu hanya berlaku di perkotaan yang ada polisinya, lampu merahnya, sama kamera pengintainya.

Kalau di kampung mah bebas dari aturan itu. Tidak ada polisi, lampu lalu lintas, apalagi kamera CCTV. Boro-boro pemerintah mau pasang lampu lalu lintas sama CCTV di kampung, pasang lampu penerangan jalan saja susahnya minta ampun.

Tapi bagaimanapun, aturan berkendara dibuat untuk keselamatan pengendara juga. Keselamatan kita semua. Jadi sebaiknya jangan diabaikan.

Walaupun di kampung, kalau malam hari, atau cuaca sedang berkabut, atau di tikungan, lampu kendaraan sebaiknya tetap dinyalakan. Agar pengendara dari arah yang berlawanan bisa mengetahui atau melihat dengan jelas. Sehingga kecelakaan bisa dihindari.

Oke, sekian catatan tentang tanggapan dari teman dan redaktur ekonomi saya dulu tentang dampak mematikan lampu sepeda motor. Semoga bermanfaat. Kalau ada yang keliru dan perlu diluruskan, silakan tulis di kolom komentar.(*)

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

إرسال تعليق

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.