Ketika Sang Istri Jadi Korban Karena Lapangan Kerja Sempit

Saya membayangkan sulitnya kehidupan keluarga pelaku dan korban. Ketika ekonomi sedang terpuruk, ada kebutuhan hidup dan anak yang harus dibiayai.

INNALILAHI WA INNA ILAIHI RAJIUN. Kemarin, berita tentang seorang suami menghabisi nyawa istrinya ramai di media sosial. Banyak sekali yang membagikannya di jagad maya. Kejadiannya tidak jauh dari tempat saya. Hanya beda kecamatan.

Tetangga korban sampai "senam" jantung menyaksikannya di lokasi kejadian. Saya membaca beritanya serasa menyayat hati. Perih membayangkan kisah tragis keluarga tersebut. Saya terenyuh dan tergerak untuk menulis catatan ini.

Ilustrasi
Ilustrasi source: freepik.com


Sekilas informasi yang saya baca, pelaku tega menghilangkan nyawa ibu dari anaknya karena persoalan ekonomi.

Dia tidak punya pekerjaan. Sudah berusaha mencari kerja tapi sulit mendapatkannya. Sesekali dapat, tapi hanya sementara. Kondisi keuangan terpuruk. Badannya juga sakit-sakitan. Ditambah sang istri yang merupakan korban, terus memberikan tekanan untuk mencari pekerjaan.

Kalau melihat kondisi sekarang, lapangan kerja makin sempit. Apalagi mereka yang tidak memiliki ijazah, lebih sulit mencarinya. Nyaris tidak ada lowongan untuk mereka yang tak pernah sekolah.

Bukan hanya mencari pekerjaan yang susah, biaya hidup makin tinggi. Kebutuhan dasar -sandang, pangan, papan- makin sulit dinikmati.

Pajak terus naik. Hampir semua kebutuhan hidup dipajaki. Makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, listrik, air, semuanya dipajaki. Pemerintah tidak pandang bulu. Orang miskin, bahkan yang tidak punya penghasilan sekalipun tetap diwajibkan bayar pajak.

Darimana coba masyarakat mendapatkan uang untuk bayar pajak kalau sekadar makan dan minum saja sulit. Mungkin ada yang bisa bertahan dan sabar menghadapi cobaan seperti ini.

Tapi bagaimana mereka yang punya keluarga. Istri. Apalagi punya anak. 

Merasakan penderitaan memang berat. Tapi melihat orang yang disayangi -istri apalagi anak- menderita jauh lebih berat.

Bisa jadi persoalan ekonomi, tekanan istri, melihat kehidupan flexing di media sosial, tetangga dan kerabat yang sukses, sangat jomplang dengan yang dia alami membuatnya stress hingga tega menghabisi nyawa orang yang dicintainya.

Sangat disayangkan. Sekali lagi sangat perih membaca berita tentang pembunuhan ini. Apapun masalah yang dihadapi, menghilangkan nyawa orang lain atau bunuh diri bukan solusi.

Di sini, pemerintah sudah sepatutnya hadir untuk menjamin kehidupan yang layak bagi setiap warga negara. Setidaknya membuka lapangan pekerjaan bukan hanya bagi yang memiliki ijazah, tapi mereka yang tidak pernah sekolah juga harus diberi ruang.

Kalaupun dunia kerja harus memenuhi syarat memiliki ijazah, pemerintah juga seharusnya menyediakan akses pendidikan kepada semua warga negara tanpa terkecuali.

Kalau melihat kondisi sekarang, biaya pendidikan makin tinggi, lapangan pekerjaan makin sempit, pajak dan biaya hidup juga terus meningkat.

Yang kaya makin kaya karena digaji pakai pajak rakyat. Yang miskin begitu-begitu saja bahkan mungkin makin miskin karena terus membayar pajak setiap tahun. Sementara apa yang pemerintah berikan kepada mereka yang miskin? Mungkin bantuan sosial ketika jelang pemilu.

Saya membayangkan sulitnya kehidupan keluarga pelaku dan korban. Ketika ekonomi sedang terpuruk, ada kebutuhan hidup dan anak yang harus dibiayai.

Saya saja yang belum berkeluarga, belum ada tanggungan, sakit selama dua tahun serasa mau stress tinggal terus di rumah. Hanya bangun, makan, tidur lagi. Tidak ada pekerjaan. Penghasilan tidak ada. Sementara pengeluaran terus berjalan.

Bagaimana yang dirasakan oleh pelaku? Mungkin sudah sampai stres hingga tega membunuh istrinya.

Tapi sekali lagi, sesulit apapun hidup, menghilangkan nyawa orang lain atau diri sendiri bukanlah solusi.

Pemerintah yang diberi amanat oleh rakyat dan undang-undang, seharusnya hadir memberikan solusi bagi orang seperti ini. Minimal menyiapkan lapangan kerja dan menyediakan akses pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Kalau bisa pendidikan digratiskan agar semua anak bangsa menjadi cerdas. Tidak ada lagi yang sulit mencari pekerjaan apalagi sampai tega membunuh orang yang dicintainya.(*)

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.